Saturday 15 December 2012

Kenapa Masuk atau Pilih Jurusan Psikologi?

Gue Seto Wicaksono, mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Gunadarma, angkatan 2009 tepatnya. Ya, sekarang gue udah tingkat 4, semester 7. Artinya, sebentar lagi gue (harus) lulus, dengan dasar pemikiran, "gue gak betah di kampus!", walaupun sebenernya gue amat sangat seneng kuliah di jurusan Psikologi ini, karena (entah kenapa), dari SMA gue mengidam-idamkan jurusan ini. Dan akhirnya gue bisa masuk di jurusan ini, belajar tentang Psikologi. Walaupun gue belum pinter untuk tahu banyak hal tentang Psikologi, tapi, intinya gue seneng, karena bisa kuliah di jurusan yang sesuai dengan minat gue. Gue berharap, junior-junior gue pun punya perasaan yang sama, "ingin kuliah di jurusan yang memang udah jadi minatnya, bukan karena paksaan atau tekanan dari siapapun".

Bicara tentang paksaan, awalnya, Bokap gue kurang setuju gue masuk Psikologi, beliau bilang, "emang kalau masuk Psikologi, mau jadi apa?" Seto SMA cuma bisa diam, karena memang belum tau sama sekali. Dia cuma ngerasa seneng sama Psikologi, tanpa tau apa alesannya. Ketika itu (yang ada di pikirannya), dia cuma pengen belajar sesuai dengan apa yang dia suka, biar kuliah bisa nyaman, biar kuliah itu kaya main, ga ada beban, ddan selalu menyenangkan. Walaupun ga selamanya gitu, sih. Bokap gue sempet sedikit debat tentang jurusan apa yang gue pilih. Sebenernya, gue lolos seleksi ketika gue ikut jalur PMDK di salah satu  Kampus Negeri yang ada di Bogor, inisialnya IPB (Institut Pertanian Bogor) jurusan Manajemen Agribisnis. Ya, itu inisialnya. Gue tegasin lagi, IYA, ITU INISIALNYA (santey aja, gausah terlalu serius). Bokap gue pengen gue ambil PMDK itu, dan masuk IPB. Jelas, gue gamau. Bukannya sombong, tapi, gue pikir, apa yang menyenangkan dari kuliah/belajar di jurusan yang gak gue minatin sama sekali? Ga ada (menurut gue), yang ada cuma beban tanpa rasa nyaman sama sekali. Akhirnya, setelah diskusi bareng Bokap juga Nyokap, gue pilih Psikologi, walaupun Bokap keberatan. Dari situ muncul motivasi, "gue harus buktiin, gue bisa ngelakuin sesuatu setelah gue masuk jurusan Psikologi". Alhamdulillah, walaupun IPK gue gak "wah" banget, tapi, itu bikin orang tua gue seneng. Bokap yang awalnya ragu sama gue, akhirnya jadi ngikutin apa maunya gue. Jelas, untuk urusan  kuliah, gue ngerasa, "ini urusan pribadi gue, karena ini menentukan masa depan gue juga". Walaupun ga gitu-gitu juga, sih. Didramatisir aja dikit, biar garing, yang penting ada variasi. Oiya, ga berenti sampe disitu.

Selain hal yang menyenangkan tentang kuliah, ada 1 komponen lagi yang (akhirnya) bikin gue seneng selama masa perkuliahan, teman-teman yang seru, menyenangkan, bikin nyaman. Dulu, salah satu guru SMA gue pernah bilang, "SMA itu masa yang menyenangkan, loh.. Ibu pengen balik lagi ke SMA". Awalnya, gue juga mikir gitu, tapi, setelah gue kuliah, dan sekarang udah di semester 7, ternyata kuliah jauh lebih menyenangkan dibanding SMA. Yang masih SMA, camkan itu baik-baik, ya! Hehe. Tapi, dengan syarat, kuliah di jurusan yang sesuai dengan minat kalian, ya. Itu pasti jauh lebih menyenangkan. :)

Awal masuk kuliah, beberapa dosen nanya ketika mahasiswa baru masuk kelas. Pertanyaannya sama, "kenapa kalian pilih jurusan Psikologi?" dari semester 1-6, gue masih bingung, "iya, ya, kenapa gue pilih jurusan ini? Apa karena cuma seneng? Cuma penasaran? Atau sekedar gaya-gayaan?" gue malah balik nanya ke diri gue sendiri. Setelah gue pikir ulang, dan terus nginget kenapa gue pilih jurusan Psikologi, ternyata, dulu gue pernah punya harapan, "gue pengen selalu jadi seseorang yang lebih baik, bukan yang terbaik, dan Psikologi jadi sesuatu yang 'mendampingi' gue nantinya. Sekarang, ketika gue menjalani semester 7, ada perasaan lega, karena akhirnya gue tau, kenapa gue masuk, belajar, dan pilih jurusan ini, alesannya karena "UNTUK BANYAK HAL YANG LEBIH BAIK", dan semoga gue bisa jadi orang yang lebih baik dari waktu ke waktu. Itu yang jadi harapan gue, harapan ketika gue pilih jurusan ini. Dan gue seneng belajar tentang Psikologi.

Harapan itu sedikit demi sedikit muncul dan gue sadari, dimulai dari IPK gue yang selalu meningkat ditiap semesternya. Sekali lagi, bukannya mau sombong (karena IPK gue juga gak gede-gede banget), tapi, dari situ akhirnya gue ngerti sama kalimat, "ga boleh takut berharap atau bermimpi". Selama kita (mau) berharap, pasti ada usaha yang gak kita sadarin dari diri kita. Cheer up!

Cerita selengkapnya bisa dicek di link ini: Alasan Memilih Psikologi

Di link yang baru, ceritanya lebih lengkap dan detail. Terima kasih! 😁

Catatan Seorang Perekrut #17 Recruiter yang Insecure dengan Perjalanan Karirnya

Jumat, 14 Juli 2017. Hari yang nggak akan pernah saya lupakan dalam perjalanan karir yang, usianya masih seumur jagung ini. Hari di mana akh...