Thursday 13 July 2017

Transportasi Online, Harapan(?)

Gue gak perlu lagi jelasin apa itu transportasi online secara rinci, karena kita semua tau, mereka terbagi menjadi dua, ada ojek dan taksi online. Sebagai orang yang tau kemudahan dan kenyamanan ketika menjadi customer transportasi online tersebut (salah satu alasannya karena datangnya dijemput di lokasi, customer tinggal duduk manis sambil makan cilok) dari teman dan iklan di media sosial, tentunya gue langsung coba. Gue lupa pastinya kapan pertama kali jadi customer transportasi online (mungkin sekitar akhir 2016), yang pasti pengalaman gue pake transportasi online sampai saat ini menyenangkan. Ada, sih, satu kali pengalaman yang gak enak ketika naik taksi online bareng istri, dalam suatu perdebatan perihal pemilihan jalan, lalu bersambung ke "berapa muatan" yang diangkut di taksi online tersebut, kami dibilang, "saya pikir semua yang pake taksi online udah pada pinter.." oleh driver. Merendahkan? Sindiran? Lupakan. Bukan itu fokus utama yang mau gue tulis di tulisan ini.

Periode 2016-2017, selama gue jadi customer transportasi online, sudah ada beberapa karakter driver yang gue temui sekaligus gue ajak ngobrol. Dari mulai yang seru diajak ngobrol, bercanda, komunikasinya amat sangat baik, sampai yang pendiem dan gak ngobrol apapun dari penjemputan sampai tempat tujuan. Bahkan ada yang ngasih petuah atau motivasi.
Yang buka obrolan duluan, kadang driver, kadang juga gue. Kalau gue yang buka obrolan duluan, biasanya nanya perihal, "tadi abis dapet penumpang di sekitar sini juga, Pak?" Lalu berlanjut ke pertanyaan, "domisili di mana, Pak?". Ketika kita memperlakukan orang lain dengan baik, kita pun akan mendapatkan hal yang sama. Jadi, berbuat baik itu sejatinya (selain mendapat pahala) untuk diri sendiri.

Untuk driver yang suka memberi petuah atau motivasi, karena gue udah beberapa kali dapet driver tipikal ini, mereka biasanya bercerita tentang gimana mereka ikhlas menghadapi berbagai macam tipe customer dan yakin rezeki itu sudah ada yang mengatur, juga sudah ada porsinya, gak perlu takut ga ada rezeki, dan sebagainya.

Driver yang pendiem, jelas mereka dari awal sampai akhir ga ada suaranya. Entah mungkin karena capek, ya? Hehe. Yang jelas gue memahami itu, gak mempermasalahkan sama sekali, karena gue sadar, karakter tiap orang itu berbeda. Ada yang suka ngobrol, ada juga yang memang pendiem, atau memang lagi pengen diem aja.

Driver yang punya skill komunikasi/softskill yang baik. Gue pernah berhadapan sama driver tipe ini. Dari cara dia melayani gue sampai dengan gaya berbicara, menurut gue perfect. Yang mencengangkan, (maaf, tanpa maksud merendahkan) dia cuma lulusan SMA.

Itu cuma sebagian kecil tipikal driver yang pernah gue temuin dan gak bisa digeneralisir. Yang berprofesi sebagai driver transportasi online, gak sedikit dari mereka yang menaruh harapan di bidang pekerjaan ini. Harapan untuk dapat menafkahi keluarga dengan cara dan usaha yang baik. Tentu, alangkah baiknya kalau kita bisa saling menghargai profesi, paling tidak, apresiasi apa yang mereka lakukan, dengan cara menjadi teman ngobrol yang baik selama di perjalanan dan sampaikan terima kasih untuk hal baik yang mereka (driver) lakukan.

Notes: tulisan ini dibuat tanpa maksud membandingkan antara driver konvensional dan driver transportasi online, kedua profesi tersebut sama baiknya. Gue cuma mau berbagi pengalaman ketika jadi pelanggan transportasi tersebut. :)

Catatan Seorang Perekrut #17 Recruiter yang Insecure dengan Perjalanan Karirnya

Jumat, 14 Juli 2017. Hari yang nggak akan pernah saya lupakan dalam perjalanan karir yang, usianya masih seumur jagung ini. Hari di mana akh...