Sunday 25 August 2013

Hidup = Jigsaw Puzzle

Gue yakin, diantara kita semua, siapapun yang baca tulisan gue ini, pasti punya keinginan. Beda orang, beda keinginan. Ada waktu keinginan itu muncul, meluap, tapi, saat ini, diwaktu yang lalu, lampau, kita masih belum bisa merealisasikan keinginan itu. Akhirnya kita pendam, kita simpan keinginan itu dalam jangka waktu yang belum ditentukan, tidak ditentukan, bahkan kita ga tau, sampe kapan kita bisa memendam keinginan itu, dan buat keinginan kita itu jadi nyata. Oh, ya, keinginan yang gue maksud di sini, cakupannya luas, bisa harapan, atau cita-cita.

Makin bertambahnya usia gue, gue makin ngerasa, hidup itu ibarat puzzle. Kita berdoa, kita ingin, kita berharap, dan kita yakin, suatu saat, pasti kita akan temuin jawaban dari keinginan kita. Keinginan yang kita pendam, karena sebelumnya kita pikir, keinginan itu kemungkinan kecil kita realisasikan. Ya, kita yang buat batasan itu sendiri, kita yang bikin tembok itu sendiri, di kepala kita, sehingga ada gap, ada penghalang buat merealisasikan keinginan kita. Kita harus bikin "gebrakan" buat diri kita sendiri, bukan bikin rusuh, tentunya, oke, sederhananya, kita harus coba ambil resiko.

Gue akan bercerita sedikit tentang kehidupan gue. Nanti pasti akan ketemu keterkaitannya sama judul tulisan ini. Dari dulu (dari SMA tepatnya), gue pengen banget punya pasangan, pacar, yang usianya lebih dewasa dibanding gue, entah apa alasannya, gue masih belum tau sampe sekarang. Waktu SMA, temen gue, Nizar dan Rendi, punya pacar yang lebih dewasa usianya dibanding mereka. Ya, mereka sempet pacaran sama kakak kelas. Nizar tau keinginan gue untuk punya pasangan, pacaran sama yang usianya lebih dewasa. Dia cengin gue, dia bilang, "lo yang pengen pacaran sama yang lebih tua, kok, malah jadi gue, sih, yang pacaran sama yang lebih tua?". Entahlah, gue sendiri masih bingung, kenapa begitu? Jawaban klisenya, "mungkin belum waktunya", jawaban yang lebih bisa dipertanggung jawabkan, "kurang usaha untuk dapetin atau menemukan hal itu". Gue lebih suka jawaban kedua. Lebih nyata. Dari SMA sampe awal kuliah, gue masih bersabar dan yakin untuk hal itu, dapetin pasangan yang lebih dewasa usianya dibanding gue, gue pendam keinginan itu selama beberapa tahun, sampe akhirnya gue semester 8 di masa kuliah, ya, semester akhir, tahun ke-4 gue kuliah, gue menemukan selama ini yang gue pendam, keinginan yang selama ini gue pendam, keinginan dan keyakinan yang masih ada, nempel sedikit di kepala gue. Gue ketemu Nazliah, dia senior gue di kampus, 1 jurusan sama gue. Setelah ketemu dia, macarin dia, gue ngerasa keinginan gue selama ini terjawab. Apa yang gue yakini, walaupun gue hampir nyerah dan melupakan, akhirnya dikabulkan. Ternyata, sekecil apapun keyakinan yang kita punya, tersisa, tetap dikabulkan, tetap didengar oleh-NYA. :)

Sewaktu gue masih SD, gue punya keinginan jadi pemain sepak bola, sampe akhirnya gue sendiri ga yakin akan keinginan itu, terus keinginan itu ilang gitu aja dari kepala gue, karena, sampe hampir kelas 6 SD, gue belum juga melakukan sesuatu untuk dapetin, mewujudkan keinginan gue itu. Paling ngga, gue ikut sekolah sepak bola gitu, biar gue bisa latihian dan segala macem yang diperlukan biar bisa jadi pemain sepak bola. Lah ini? Ngga. SMP, gue mulai punya keinginan untuk jadi musisi suatu saat nanti. Gue ikut ngeband bareng temen. Lagi-lagi, bisa dibilang gue kurang usaha untuk mewujudkan hal itu, walaupun ketika SMA, gue sempet kursus drum, itupun selama sekitar 1 tahun. Lagi-lagi, keinginan gue ilang gitu aja, ga nyisa sama sekali, akhirnya, keinginan, cita-cita gue jadi musisi, pupus. Lagi-lagi, pupus. Sepak bola, main drum, akhirnya gue jadiin hobi dikala gue penat, atau ketika gue ingin main, "menghibur" diri. Sampe akhirnya gue ubah haluann, gue pengen kuliah di jurusan Psikologi. Keinginan itu muncul ketika gue kelas 1 SMA. Waktu kelulusan tiba, gue sempet ikut test di IPB-Diploma lewat jalur penilaian raport. Gue diterima di jurusan Manajemen Agribisnis. Ketika itu, gue disuruh buat keputusan sesegera mungkin sama Bokap gue. Dia pengen gue kuliah di IPB. Entah demi gengsi, atau alasan yang belum gue tau pastinya. Gue ngotot pengen kuliah di jurusan Psikologi. Akhirnya gue udah menetapka untuk kuliah di jurusan Psikologi. Bokap gue awalnya kecewa. Tapi, ketika beliau tau berapa IPK gue, dia sedikit lega. Akhir-akhir ini dia sadar, Psikologi adalah salah satu hal yang gue suka, gue pun udah bilang secara langsung ke beliau, Psikologi itu jurusan yang gue pengen, yang gue suka, walaupun gue ga jago/keren di bidang itu, atau ga ada prestasi di bidang itu. Intinya, gue suka.

Satu lagi contoh sederhana dan nyata. Entah sejak kapan gue punya keinginan untuk berwirausaha. Yang jelas, keinginan gue cukup kuat untuk hal itu. Gue sering nanya ke Bokap juga Nyokap, "Pak, Ma, kalau udah pensiun (kerja), mau ngapain? Kita bisnis aja, yuk?". Nyokap gue sedikit punya keinginan hal yang sama kaya gue, walaupun gue rasa keinginan beliau belum kuat. Bokap? Dia udah ketakutan rugi duluan sebelum memulai usaha, dia ga mau ambil resiko. Sedikit kecewa, sih, tai, itu keputusan mereka, gue ga berhak marah untuk itu. Sampe akhirnya, beberapa hari yang lalu, ketika gue sama Nazliah lagi ngobrol-ngobrol di suatu layanan chatting, gue bilang dan nanya ke dia, "kalau aku pengen kita bisnis, kamu berani? Uang aku yang ada di kamu, kita pake buat modal". Nazliah langsung share sama Mamanya, dan beliau mau bantu. Lagi-lagi, satu keinginan gue terkabul, dan sedikit demi sedikit diwujudkan. Akhirnya gue sama Nazliah mulai bisnis kecil-kecilan di bidang makanan.

Setelah kalian baca tulisan gue di atas, apa kalian nemu korelasinya? :) Ada hubungan sama judul di tulisan ini, ya, hidup itu ibarat puzzle. Jigsaw puzzle. Oke, gue ringkas sedikit alurnya. Dari SMA gue pengen kuliah di jurusan Psikologi, akhirnya gue kuliah di jurusan Psikologi. Dulu gue pengen punya pasangan, pacar yang usianya lebih dewasa dibanding gue, akhirnya gue ketemu, dan macarin Nazliah. Di jurusan Psikologi, gue ketemu Nazliah, dan setelah ketemu Nazliah, akhirnya gue bisa mewujudkan, memulai keinginan gue untuk berbisnis. Ya puzzle. :) Yang nantinya akan gue susun dan gue gabung jadi 1. Akan gue temuin keinginan gue yang lain, dan akan gue wujudkan keinginan itu di kehidupan gue. Gue udah nemuin, diberi, dan dapet jawaban dari apa yang gue ingin, apa yang gue pendam. Gue ga berhak untuk sombong. Gue harus share tentang hal ini, agar kita semua tetep punya keyakinan tentang hal apa yang kita mau, demi diri kita sendiri, juga untuk buat perubahan, lagi-lagi untuk diri sendiri, juga orang sekitar. Realistis? Harus. :)

Gue jadi keinget satu lirik lagu dari Fear And Loathing In Las Vegas - Just Awake, yang ada hubungannya sama judul tulisan ini:

"Let’s start it over again Rebuild and combine all the pieces we have lost To become one Like a puzzle Take it one at a time"

Tuesday 20 August 2013

20 Juli 2013. 2 Kebahagiaan, 0 Kecewa. Liverpool FC, SUGBK.

8 Juli 2013, akhirnya gue dicukur botak lagi, selama hampir 4 tahun ga pernah botak. Yang melatar belakangi kenapa gue dicukur botak adalah, karena kegagalan abang pangkas rambut. Gue minta dipotong gimana, dia potongnya gimana. Kependekan. Gue kecewa, akhirnya gue memutuskan untuk cukur lagi, dan bikin kepala jadi bulet (baca: botak). Tapi, bukan itu yang akan gue bahas ditulisan ini. 19 Juli 2013, gue sama temen-temen di Lab Psikologi Gunadarma ngadain buka bersama ketika bulan puasa. Acara yang sering kita denger di bulan puasa, dan udah ga aneh lagi bagi semua orang, paling ngga, untuk kumpul bareng, temu kangen sama temen lama. 20 Juli adalah waktu Liverpool akan bermain lawan Indonesia XI, itu tandanya, 1 hari lagi, bahkan kurang dari 1 hari. Tanggal 19, gue dapet kejutan lebih awal dari Nazliah (akan dibahas di paragraf selanjutnya). Dari sekitar bulan April gue seneng, lebih tepatnya, bahagia sebelum waktunya, karena Liverpool FC akan datang ke Indonesia tanggal 20 Juli 2013. Bukan kabar hoax pastinya, dan gue yakin tentang itu, karena yang mengumumkan adalah pihak LFC resmi. Dari bulan april, gue udah bersiap untuk hal itu, sebenernya, sih, dari lama banget, berhubung kabar resmi kedatangan LFC ke Indonesia baru sekitar April, jadi, ya bersiap diwaktu itu. Ini mimpi yang jadi kenyataan. Pikir gue waktu itu. Gue ga mau menyia-nyiakan kesempatan ini, gue harus dateng ke SUGBK (Stadion Utama Gelora Bung Karno), bareng temen-temen Kopite (sebutan untuk suporter LFC di luar kota Liverpool) yang lain. Pasti seru nyanyi dan ngchants bareng di sana. Gue bersabar untuk momen itu, sambil ngumpulin uang, dan kasih info ke temen-temen yang lain yang juga menunggu kabar gembira ini, khususnya untuk temen gue yang juga fans Liverpool.

20 Juli adalah tanggal kelahiran gue. Dan di tanggal yang sama, Liverpool ada di SUGBK. Gue harus datang pastinya. Kapan lagi gue merayakan "harinya gue", dan diberi kejutan oleh LFC? Ini salah satu mimpi gue yang jadi nyata. Liat LFC main di depan mata gue sendiri, dan liat Steven Gerrard main secara langsung. Ya, gue nge-fans sama kapten Liverpool saat ini, yang bernama lengkap Steven George Gerrard. Ngebayanginnya aja udah bahagia, gimana nanti ketika liat langsung? Ah, udahlah, simpen dulu euforia-nya, ucap gue dalam hati ketika itu. Di tanggal 19 Juli, 1 hari sebelum gue merayakan "hari jadi", Nazliah udah kasih gue kado. Alasannya karena dia ga bisa ikut ke SUGBK tanggal 20 Juli-nya. Ini kado dari dia:
 
Pesen dari Nazliah, kado itu ga boleh dibuka sebelum tanggal 20 Juli. Oke, gue ikutin apa maunya dia. Selagi sahur (karena ketika itu lagi puasa), gue dapet ucapan dari orang tua gue. Yang ngingetin gue buat buka kado, justru nyokap. Gue hampir lupa, gue dapet kado dari Nazliah. Setelah gue buka kadonya, itu yang gue dapet. Ada ucapan, juga mug cantik bergambar Liverpool. :)

20 Juli. Gue makin ga sabar buat pergi ke SUGBK bareng Rendi, Diki, juga Dani. Oh, ya, sebelumnya gue mau berterima kasih sama Rendi juga Dani, karena mereka punya andil besar dalam mempermudah akses dapetin tiket, juga keberangatan. Dani bantuin kita buat dapetin kategori 5, Rendi bantuin kita buat dapet kemudahan berangkat menuju SUGBK, bareng temen-temen Big Reds regional Bogor. Diki sama gue cuma "penikmat" kemudahan itu. Hehe. Gue berangkat bareng Rendi sekitar jam 10, karena rumah kita berdekatan. Kita kumpul di Pool Bus Damri, yang bertempat di sebelah Botani Square. Seperti yang udah gue kira, pasti banyak yang ikut. Ada beberapa foto yang gue ambil sebelum kita semua berangkat menuju SUGBK jam 13.00.
 
 
Ada 3 bus yang disewa sama Big Reds Bogor untuk keberangkatan ke SUGBK. Gue ada di bus 3 bareng temen-temen yang lain. Kita sampai diwaktu ashar udah dekat dan hujan. Jadi, gue bareng yang memutuskan buat ke mushola terdekat untuk solat sekaligus berteduh. Hujan masih turun sampai sekitar jam 16.30, akhirnya kita memutuskan untuk lanjut jalan sambil hujan-hujanan. Antrian tiket pasti makin panjang kalau kita terus nunda.
 
 
 
Seru rasanya, jalan bareng Kopites yang lain, walaupun sambil hujan-hujanan. Keren, kaya penggalan lirik di lagu You'll Never Walk Alone;
When you walk through a storm
Hold your head up high
And don't be afraid of the dark

At the end of the storm
Is a golden sky
And the sweet silver song of the lark
 
Walk on through the wind
Walk on through the rain
Though your dreams be tossed and blown

Walk on walk on with hope in your heart
And you'll never walk alone
You'll never walk alone

Sekitar jam 17.00, kita mulai antri. Kita udah dapet tiket dari Dani, jadi, kita tinggal masuk ke dalam stadion, ga perlu antri buat beli tiket di sana, alias on the spot. Antriannya panjang, gue baru masuk sekitar 17.45, dan sebentar lagi waktunya buka puasa. Syukur, kita udah bawa bekel masing-masing. Tapi, minumnya belum. Untung ada abang asongan yang keliling di dalam stadion. Ya.. Walaupun harga air mineral kemasan botol jadi 7 ribu. Kan ngeselin. Biasanya cuma 3 ribu. Sorry, curhat sedikit. Biar gimana pun, kesenangan ada di dalem SUGBK bareng temen-temen yang lain lebih menyenangkan dibanding harga air mineral, ditambah, mau nonton Indonesia XI Vs. Liverpool FC! Wah! Sebelum isi lapangan penuh, jelas gue ambil beberapa foto suasana lapangan sebelum pertandingan dimulai. Sambil balesin mention yang masuk dari temen-temen gue yang ketika itu, ngucapin "selamat ulang tahun" ke gue di akun twitter gue. Gue aja hampir lupa waktu itu gue ulang tahun, karena lebih fokus sama LFC, dan terlalu bahagia sama kedatangan LFC. Hehe.
 
Karena kualitas foto di hape gue kurang mumpuni, akhirnya gue berenti foto-foto -____-

Sekitar jam 19.45, stadion mulai penuh, juga gaduh, karena teriakan suara penonton. Pemain dari kedua tim jug mulai masuk ke lapangan untuk pemanasan. Penonton mulai berteriak ketika nama-nama pemain dari kedua tim mulai disebut. #NoPyroNoParty, hastag itu yang di"gembor-gemborkan" di twitter dari sekitar bulan April, sampai sebelum pertandingan berlangsung. Se-isi stadion bukan cuma diramaikan sama penonton dan suara, tapi, juga dimeriahkan "pernak-pernik" yang dibawa sama suporter yang datang, salah satunya adalah mozaik JFT96 (Justice For The 96)
Ketika Steven Gerrard baru masuk lapangan buat pemanasan, dia langsung liat mozaik itu. Kenapa gue bisa se-sotoy itu? Karena pandangan gue tertuju ke Gerrard ketika dia baru masuk lapangan. Dia mungkin senang, tersanjung liat mozaik itu, mengingat Stevie adalah salah satu orang yang amat sangat peduli dengan JFT96. Yang menakjubkan dari penonton di dalam stadion adalah mereka ga berhenti nge-chants selama berada di dalam stadion. KEREN! Gue pun ikut mengeluarkan suara ketika YNWA dinyanyikan. Mimpi jadi nyata. Walaupun ga dinyanyiin di Anfield (stadion LFC) langsung, tetep berasa keren. Pertandingan berlangsung aman dan seru. Gue bahagia di "hari jadi" gue.
 
 
 
 
 
SUGBK mendadak jadi "lautan api" :D pemandangan keren, apalagi ketika lo liat secara langsung. Oh, ya, gambar itu diambil dari beberapa akun twitter Liverpool, Big Reds salah satunya. Maaf, ya, Usber, stok foto yang gue punya cuma segini, gue udah nunggu kiriman foto dari temen gue yang duduk di sebelah gue ketika di stadion sampe sebelum tanggal 20 Agustus, tapi, ga dikirimin juga. Jadi, gue pake foto yang ada aja buat tulisan di blog ini.

Pertandingan selesai sekitar 22.30, penonton di stadion belum juga berhenti nge-chants sampai semua pemain keluar dari lapangan, dan sampai stadion bener-bener sepi. Sebelum pulang, Usber janji mau ngucapin "selamat ulang tahun" ke gue secara langsung, karena kita nonton di sektor yang berbeda. Sayangnya, gue langsung ke bus bareng temen-temen yang lain, akhirnya, Usber ngucapin via wa.

Sekarang tanggal 20 Agustus 2013, tandanya, genap 1 bulan dari waktu LFC berkunjung ke Indonesia. Tapi, masih berasa seneng, bisa liat langsung mereka main di negeri sendiri, di salah satu stadion kebanggan milik Indonesia, SUGBK. 20 Juli, 2 kebahagian, 0 kekecewaan. 2 kebahagiaan itu, jelas bisa liat secara langsung LFC main, dan bisa punya "temen berbagi", Nazliah Gusmuharti.

Tuesday 6 August 2013

4, 14. Pelukan, Selamat Ulang Tanggal Lahir, Nazliah

Ketika orang yang lo sayang ulang tanggal lahir (orang lain biasa bilang ulang tahun, tapi, gue lebih suka bilang "selamat ulang tanggal lahir". Menurut gue, lebih masuk akal. Apapun itu, ya sudahlah), apa yang lo pikirin? Pasti otak lo berpikir lebih keras, secara ga sadar, diri lo menuntut otak lo untuk berpikir kreatif, paling ngga, berpikir, apa yang akan lo lakuin untuk orang yang lo sayang ini, ketika dia sedang merayakan tanggal lahirnya dia. Beberapa dari lo mungkin ada yang pusing sendiri, karena belum nemuin ide apapun, ketika Hari-H mulai atau makin deket. Ada yang minta bantuan ke temen bikin acara buat dia, atau ketika temen-temen kita kurang bisa diharapkan membantu (dalam arti mereka lagi sibuk, atau memang ga mau bantu), mau ga mau kita harus kerjain semua-muanya sendiri. Oke, pilihan terakhir butuh "keuletan", ga perlu buru-buru, tenang, dan santai aja. Pikirin apa yang bisa kita kasih, apa yang bisa kita lakuin buat hari lahir orang yang kita sayang. Kita persempit maksud dari "orang yang kita sayang", jadi, Nazliah Gusmuharti. Ya, gue ngetik artikel ini di tanggal 4 Agustus 2013, tanggal lahir dia 14 Agustus. Mepet? Jelas. Udah dipikirin dari lama? Tentu. Sayang, semesta kurang mendukung rencana A yang udah gue buat. Semesta kurang mendukung rencana A, bukan berarti tidak mendukung. Gue punya rencana B. Kali ini, semesta harus mendukung. Kalau kurang mendukung (lagi), gue akan buat rencana C, dan seterusnya. Gue bukannya muluk, cuma mau berbagi pengalaman aja, curhat, sekaligus sharing di media ini. :)

Yang baca artikel ini mungkin bingung, "katanya tanggal lahirnya Nazliah itu 14 Agustus, kok, bikin tulisannya di tanggal 4?" Jawabannya adalah, karena di bulan Agustus 2013 ini, kita merayakan Hari Raya Lebaran (sekitar 8 atau 9 Agustus, tergantung Sidang Isbat dari pemerintah), Lebaran ini gue mudik ke Wonogiri, Jawa Tengah. Di tanggal 14 Agustus, mungkin gue sedang dalam perjalanan atau di sana susah signal, jadi, gue putuskan untuk bikin tulisan di tanggal 4. "Kenapa tanggal 4?" di tanggal ini ada satu moment yang menyangkut gue sama Nazliah (yang baca tulisan sebelum ini pasti tau, ada apa dengan tanggal atau angka 4, buat gue dan Nazliah). Oke, gue tulis lagi di sini. 4 punya makna tersendiri buat gue sama Nazliah. 4 Mei, pertama kalinya Nazliah peluk gue, dan spontan dia langsung bilang, dia ngerasa nyaman. Itu salah satu moment yang "manis" buat kita (untuk moment ini, mungkin sebagian orang anggap ini hal biasa, makanya, buat moment kalian sendiri, ya! Dan ini bersifat subjektif). :) Sebelumnya gue sedikit bingung mau nulis kapan, beruntunglah, ada beberapa tanggal yang penting diantara gue sama Nazliah. Hehe

Perencanaa atau penentuan tanggal udah cukup. Sekarang masuk ke pemilihan kado. Awalnya gue bingung, mau kasih kado apa buat Nazliah. Gue sampe sharing ke nyokap gue, kado apa yang kira-kira cocok buat Nazliah. Akhirnya, berkat bantuan nyokap, gue tau apa yang harus gue kadoin ketika dia merayakan "hari lahir"-nya dia. Waktu itu, gue beli kadonya ditemenin nyokap, tanpa sepengetahuan Nazliah. Waktu itu gue lagi keluar memang, dan dia tau, gue lagi di luar, sama nyokap. Tanpa kasih tau dia, kalau gue udah beli kado buat dia tentunya. Hehe. Gue udah beli kado ini dari Juli. Kenapa? Alasannya klasik. Gue takut uang buat beli kadonya kepake. Hihi -__-

Sempet bete, karena ketika gue berpikir, juga berharap, temen-temen bisa bantu, gue liat dari ekspresinya mereka, mereka kurang antusias. Gue ga mau maksa mereka, karena, kalau ngerjain sesuatu dengan paksaan, feel-nya kurang dapet. gue ga mau itu terjadi. Bukan berarti gue belum coba buat minta bantuan. Gue udah minta bantuan, kok. Sebisa gue, dan tanpa memaksa tentunya. Gue coba bilang apa perlunya gue, minta bantuan untuk apa, dan semacemnya. Kendala lain, Juli udah masuk masa libur sekolah, juga kuliah. Sulit untuk nemuin mereka satu-per-satu secara langsung. Makanya di awal gue bilang, rencana A kurang didukung, kemudian timbul dari pemikiran gue tentang rencana B. Kurang "menantang", memang. Gue akui. Tapi, sejauh ini, itu yang bisa gue lakuin.

Tentang rencana A dan rencana B, gue belum kasih tau, apa itu, kan? Karena tulisan ini rencananya akan gue posting di tanggal 14 Agustus (sebelumnya cuma di-save di drafts, mungkin ga apa-apa kalau gue kasih tau rencana A gimana, rencana B gimana. Rencana A, gue minta bantuan ke temen-temen gue (temen rumah, juga kampus), buat bikin tulisan "Happy Birthday, Nazliah". Tulisan itu mereka pegang, dan mereka foto diri mereka, kemudian dikirim ke gue, via apapun itu. Sederhana banget. Tadinya mau bikin video yang digabung sama foto. Sayang, gue kurang meluangkan waktu untuk itu. Mau gimanapun, itu tetep bagian dari rencana gue, dan gue tetep kasih penghargaan buat diri gue sendiri. Rencana A kurang berhasil, karena faktor yang udah gue sebutin di atas. Sampe sejauh ini, baru satu orang temen gue yang kirim foto itu bareng pacarnya, dia temen rumah gue, namanya Andhika Saputra, pacarnya, Fitria Ellendika. Tujuan gue buat rencana A juga sederhana, buat mengenalkan Nazliah ke temen-temen gue, begitu juga sebaliknya. Gue pengen Nazliah kenal sama temen-temen gue. Ini dia foto si Mocil (sapaan Andhika Saputra, juga pacarnya):
Begitulah rencana A. Dan itu ga jadi dipake. Padahal, cuma ngumpulin sebanyak-banyaknya, paling ngga, 14 orang atau pasang, lah.. Kecewa? Ngga. Harus buat rencana lain, walaupun lebih sederhana. Kalau di tanggal 14 gue ga lagi mudik, tentu gue lebih milih ketemu langsung atau buat rencana lain. :)

Rencana B? Masih gue usahakan. Nantinya si Nazliah akan tau. Hehe. Intinya, sih, gue ga mau kalian yang baca tulisan ini bingung, apalagi nyerah, kasih sesuatu yang spesial walaupun sederhana, buat orang yang kalian sayang. Pasti ada banyak cara, banyak hal yang bisa dilakuin. Sesuatu yang didapet dari orang yang kita sayang, pasti selalu punya kesan tersendiri. Ga perlu takut kalau kita kurang dapet dukungan dari temen-temen kita. Lakuin apa yang kita bisa.

Oiya, kalau bingung, manfaatkan lingkungan sekitar, dalam arti, cerita aja ke orang terdekat. Entah itu orang tua, atau temen. Nanti juga dapet solusinya. Gue ngelakuin hal ini, gue minta bantuan ke nyokap. Cerita ke beliau, dan akhirnya dapet saran.

Tulisan ini memang dibuat 2 hari, tanggal 4 dan tanggal 6 Agustus, tapi, akan diposting di tanggal 14 Agustus. Semoga ada sinyal ketika gue mudik. Hehe.

Selamat Ulang Tanggal Lahir, Nazliah Gusmuharti. Semoga selalu lebih baik dalam hal apapun. Selalu dipermudah dalam segala hal. Lancar rezekinya. Dalam situasi apapun, diberi kesabaran lebih, selalu diberi solusi di setiap situasi. Harus setia sama aku :p Wisuda di tahun 2013 (harus). Segera jadi kaya bareng aku, biar kita hobi ber-derma. Dalam keadaan sesulit apapun, semoga selalu diberi keceriaan, atau aku bisa kasih kamu keceriaan, berbagi keceriaan. Yang harus diinget, dalam situasi apapun, ada orang yang sayang dan peduli sama kamu. :)

I Love You, Nazliah. I do.

KARMA(?)

kenapa ya banyak orang yang berpikir,
karma itu ada buat orang yang bersikap kurang baik?
kenapa disaat tersakiti, banyak orang juga yang bilang,
”awas aja, gua sumpahin lu dapet karma!”
apa yang bilang sumpah itu ga nyadar ya,
kalau tindakan dia juga kurang baik?
kalau memang dia percaya karma itu ada,
kenapa dia bilang sumpah ke orang lain?
padahal sewaktu-waktu bisa aja dia dsumpahin lagi.
entah sama orang yang dia sumpahin,
atau pun sama oranglain..
sesuatu yang aneh dan ganjil bukan?
kenapa kita ga berpikir positif aja?
kenapa kita mesti sumpahin orang,
kalau sewaktu-waktu kita juga bisa disumpahin oranglain?
ayolahh.. masih mau hal yang seperti itu terjadi?
emang masih zaman yang kaya gitu?
sekarang gini deh,
kalau ada orang yang jahat sama kita,
ya biarin aja, bukan berarti kita cuma diam,
dan bukan berarti juga kita jadi SUMPAH SERAPAH!
Allah udah punya rencana sendiri,
kita tinggal jalanin aja sambil usaha, berdoa..
bukannya nyumpahin orang.
daripada nyumpahin oranglain biar dapat karma,
kenapa kita ga berdoa buat diri kita?
itu jauh lebih baik kan?
daripada mikirin karma, larut dalam sakit hati,
dan fokus sama balas dendam.

Catatan Seorang Perekrut #17 Recruiter yang Insecure dengan Perjalanan Karirnya

Jumat, 14 Juli 2017. Hari yang nggak akan pernah saya lupakan dalam perjalanan karir yang, usianya masih seumur jagung ini. Hari di mana akh...