Thursday 25 December 2014

Kerjaan Utama, Berwirausaha

Kali ketiga gue udah nerima gaji sebagai karyawan. Ada perubahan yang gue rasa, dan ada asa yang gue jaga. Perubahan da asa yang lebih baik pastinya. Dari segi penyesuaian dan pembelajaran khususnya dan ada beberapa bagian yang engga disebutkan. Dari penyesuaian, akhirnya, perlahan tapi pasti, badan gue menyesuaikan sama situasi dan kondisi kerja. Capek, tapi, menyenangkan. Hal ini yang selalu gue rasakan ketika gue kuliah. Perubahan yang baik, lebih baik, buat diri gue pribadi yang masih awal mencicipi dunia kerja. Sesederhana itu. Satu bulan pertama kerja, harus diakui kalau gue belum bisa adaptasi, masih "nemuin celah" gimana gue harus bersikap dan memposisikan diri di lingkungan kerja. Sampai akhirnya, gue bisa membiasakan. Menyenangkan adalah ketika aktivitas yang gue lakuin bikin capek, tapi, menyenangkan. Disamping "menghasilkan", pastinya.

Awalnya, bekerja itu semacam beban buat gue. Berat. Lambat, tapi, pasti, karena penyesuaian yang gue lakukan, bekerja itu seakan belajar buat gue. Belajar hal baru, lingkungan baru, ilmu baru. Ya, gue anggap bekerja adalah belajar, sama halnya ketika belajar di SD, SMP, SMA, sampai kuliah. Itu yang gue lakukan agar bisa menyesuaikan.

Ketika kuliah, gue suka sama alat tes Pauli, berhubungan soal angka, butuh konsentrasi dan ketelitian. Gue berharap, di dunia kerja gue dipertemukan dengan alat tes tersebut. Sampai akhirnya, gue bekerja di salah satu bank, dan berpikir, "ah, bukan rejeki dan jodoh gue ketemu sama (alat tes) Pauli". Gue berpikir, apa yang gue kerjakan itu bukan passion gue, gue sempet gak fokus sama apa yang gue kerjakan di satu bulan pertama. Semacem merengek, karena sebelumnya, gue kuliah di jurusan yang gue amat sangat suka. Gue suka ketika berpikir tentang apa yang gue jalani, "berinteraksi" dengan diri sendiri. Gue menemukan hal yang lebih baik, menurut gue, dibanding "rengekan" yang gue lakuin di satu bulan pertama bekerja. Gue tersadar, antara alat tes Pauli dengan kerja di bank itu ada korelasinya. Sama-sama berhubungan dengan angka. Selain butuh ketelitian, ya, karena semua pekerjaan butuh ketelitian, pastinya. Gue tersenyum.

Selain belajar Psikologi, hal yang ingin gue wujudkan adalah berwirausaha. Jadi, gini, ketika baru masuk SMP, gue berpikir untuk masuk SMAN 6 Bogor. Terlalu dini, memang, untuk mikirin akan masuk SMA mana nantinya, sewaktu gue baru aja memakai seragam putih-biru, tapi, hasilnya? Gue masuk dan sekolah di SMAN 6 Bogor, setelah lulus SMP. Kelas 1 SMA, gue mulai berpikir, akan kuliah di jurusan apa nantinya. Hal yang sama, masih terlalu dini untuk anak 1 SMA untuk berpikir tentang itu, tapi, ga ada salahnya. Gue emang sukanya begitu, dipikirkan bagaimana ke depannya, setelah berhadapan dengan "depannya", baru gue jalani dan ada targetan pastinya. Harus. Ketika ditanya akan kuliah di jurusan apa, gue jawab, Psikologi. Kejadian terulang, benar adanya gue kuliah di jurusan tersebut. Setelah kuliah, awal kuliah, yang gue pikirkan dan yang ingin gue wujudkan adalah, lulus kuliah gue menjadi karyawan, setelahnya, gue berwirausaha, punya bisnis sendiri di bidang kuliner (makanan) dan clothingan dan bisa mempekerjakan orang lain, memberi mereka gaji yang sesuai, agar mereka bisa hidup layak. Kejadian terulang? Harus. Gue harus ngotot untuk hal itu. Gue harus mengusahakan agar hal itu terwujud (note: saat ini gue sedang merintis bisnis clothingan bareng 2 orang temen di kantor. Deri dan Indra. Terima kasih buat mama juga Nazliah, yang support apa yang gue "ngotot"-in).

Gue bertanya sama diri sendiri, "apa passion dalam hidup itu cuma dan harus satu?", kesimpulan gue mengkerucut, sederhananya, passion itu hasrat, sesuatu yang kita senangi, ketika kita menjalani. Jadi, mana mungkin kesenangan dalam hidup itu harus di-"kotak"-an jadi satu, sedangkan kesenangan dalam hidup itu amat sangat banyak. Psikologi dan berbisnis jadi hal yang gue senangi. Berbisnis untuk sesuatu yang menghasilkan di masa sekarang dan mendatang, tentunya. Gue gak mau selamanya jadi karyawan. Kalaupun selamanya jadi karyawan, itu jadi kerjaan sampingan gue. Kerjaan utama, berwirausaha.

Catatan Seorang Perekrut #17 Recruiter yang Insecure dengan Perjalanan Karirnya

Jumat, 14 Juli 2017. Hari yang nggak akan pernah saya lupakan dalam perjalanan karir yang, usianya masih seumur jagung ini. Hari di mana akh...