Wednesday 24 November 2010

TIPE POLA ASUH ORANG TUA

NAMA: SETO WICAKSONO
NPM: 11509204
KELAS: 2 PA 01
TUGAS SOFTSKILL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Orang tua adalah lingkungan pertama dan utama dalam kehidupan seorang anak. Dimana hal ini akan menjadi dasar perkembangan anak berikutnya. Karenanya dibutuhkan pola asuh yang tepat agar anak tumbuh berkembang optimal. Citra diri senantiasa terkait dengan proses tumbuh kembang anak berdasarkan pola asuh dalam membesarkannya (Daryati R,2009).

Mendidik anak dengan baik dan benar berarti menumbuhkembangkan totalitas potensi anak secara wajar. Potensi jasmaniah anak diupayakan pertumbuhannya secara wajar melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, seperti pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara wajar melalui usaha pembinaan intelektual, perasaan dan budi pekerti.

1.2 Tujuan pembuatan makalah

Di dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan, diantaranya adalah:

1. Mengetahui macam-macam pola asuh orang tua

2. Memberi pemahaman tentang pola asuh anak.

3. Mengetahui pengaruh atau dampak dari pola asuh orang tua.

1.3 Metode pengumpulan data

Dalam mengumpulkan data, kami menggunakan metode pengambilan data secara sekunder, yaitu pengambilan data secara tidak langsung melalui informasi yang sudah ada seperti internet, dan berbagai macam buku.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Orang Tua

Orang tua adalah ayah dan ibu yang melahirkan manusia baru ( anak ) serta mempunyai kewajiban untuk mengasuh, merawat dan mendidik anak tersebut guna menjadi generasi yang baik. Orang tua mempunyai peran yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan mental dan spiritual anaknya seperti:

· Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar agar anak tidak tertekan.

· Mengajarkan kepada anak tentang dasar-dasar pola hidup pergaulan yang benar.

· Memberikan contoh perilaku yang baik dan pantas bagi anak-anaknya. Hal ini disebabkan orang tua khususnya, dalam ruang lingkup keluarga merupakan media awal dari satu proses sosialisasi, sehingga dalam proses sosialisasi tersebut orang tua mencurahkan perhatiannya untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi manusia baik-baik.

2.2 Pengertian Anak

Dalam kamus umum bahasa Indonesia edisi ketiga susunan W.J.S Poerwadinata, anak itu dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu anak kandung atau anak dari darah daging sendiri. Anak angkat, yaitu anak yang bukan berasal dari keturunan asli atau anak orang lain yang di angkat dan diasuh sebagaimana anak sendri.

2.3 Pengertian Pola Asuh

Secara etimologi, pola berarti bentuk, tata cara. Sedangkan asuh berarti menjaga, merawat dan mendidik. Sehingga pola asuh berarti bentuk atau sistem dalam menjaga, merawat dan mendidik. Jika ditinjau dari terminologi, pola asuh anak adalah suatu pola atau sistem yang diterapkan dalam menjaga, merawat dan mendidik seorang anak yang bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dari segi negatif atau positif.

2.4 Tipe Pola Asuh Orang Tua

1. Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya.

Biasanya pola pengasuhan anak oleh orangtua semacam ini diakibatkan oleh orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan berkembang menjadi apa.

Anak yang diasuh orangtuanya dengan metode semacam ini nantinya bisa berkembang menjadi anak yang kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal, memiliki kemampuan sosialisasi yang buruk, kontrol diri buruk, salah bergaul, kurang menghargai orang lain, dan lain sebagainya baik ketika kecil maupun sudah dewasa.

2. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya.

Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang-tua yang telah membesarkannya.

Anaka yang besar dengan teknik asuhan anak seperti ini biasanya tidak bahagia, paranoid / selalu berada dalam ketakutan, mudah sedih dan tertekan, senang berada di luar rumah, benci orangtua, dan lain-lain. Namun di balik itu biasanya anak hasil didikan ortu otoriter lebih bisa mandiri, bisa menjadi orang sesuai keinginan orang tua, lebih disiplin dan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup.

3. Pola Asuh Otoritatif

Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua. Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua kepada anak-anaknya.

Anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatip akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat dan lain-lain.

2.5 PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK

  1. Pengaruh pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang impulsif, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang matang secara sosial dan kurang percaya diri.
  2. Pengaruh pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma-norma, berkepribadian lemah, cemas dan terkesan menarik diri.
  3. Pengaruh pola asuh otoritatif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru, dan kooperatif terhadap orang lain.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pola asuh orang tua sangat penting dalam mendidik anak. Orang tua harus tepat dalam bersikap, juga menentukan segala sesuatunya untuk anak, khususnya masa depan anak. Orang tua juga harus bersungguh-sungguh dalam mendidik anak, karena itu akan sangat berpengaruh terhadap perilaku anak dimasa depan, serta bagaimana anak bersikap untuk lingkungan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.psb-psma.org/content/blog/pengaruh-pola-asuh-anak-terhadap-prestasi-siswa. Diakses 23 November 2010.

Ary Anshorie. 2009. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua. http://ary-

education.blogspot.com/2009/03/karya-ilmiah-pengaruh-pola-asuh-orang.html. Diakses 24 November 2010.

Godam64. 2008. Tipe Pola Asuh Orang Tua. http://organisasi.org/jenis-macam-tipe-pola-asuh-orangtua-pada-anak-cara-mendidik-mengasuh-anak-yang-baik. Diakses 23 November 2010.


Saturday 13 November 2010

Ouch.. SEPI!


Menulis Tanpa Judul

Gak semua hal bisa diungkapin lewat kata-kata,
kadang kita harus menyatakan cinta lewat isyarat ataupun sikap.

Lo punya tempat tersendiri dihati gw,
meskipun gw belum disediain tempat dan belum ada dihati lo.

Lo gatau apa-apa soal perasaan gw,
karena lo ga pernah mau ngobrol lama sama gw,
dan lo gak (mau) kenal gw lebih jauh,
jadi lo gak berhak buat menghakimi gw.

Jangan memandang negatif seseorang kalo kita belum tau tentang kehidupannya.

Ga semua jalan yang kita lewati bisa dilalui dengan cepat.
Begitu juga masalah, ga semua masalah bisa diselesaikan dengan cepat,
semua ada tahapannya.

Masalah itu bukan dipecahkan, tapi diselesaikan.

Gimana kita bisa lupain orang yang pernah kita sayang,
padahal sebelumnya kita selalu inget dia?

Ada saatnya kita lebih mementingkan oranglain dibanding diri sendiri,
walaupun oranglain itu tidak menghargai kita sama sekali.

Hidup itu penuh dengan pilihan.
Bahkan disaat seseorang itu tidak memilih, dia telah memilih.

Biarkan oranglain berkata apa, jadikan itu motivasi buat kita.

Hal yang harus diingat disaat kita mendapatkan suatu cobaan;
jangan pernah menyalahkan situasi dan kondisi.

Jangan sampai kata "jika saja", "bagaimana jika",
mengganggu langkahmu untuk menuju proses yang lebih baik.
Hadapilah kenyataan yang ada, dan percayalah pada dirimu.

Semua Orang Itu PENTING!

Yak! Itu kalimat yang gw dapet dari Dosen Psikologi Klinis gw. Salah satu Dosen yang seru, asik.
Sebelumnya gw gak ngira kalo kalimat itu akhirnya bisa gw denger, disituasi yang gak gw kira pula.
Menurut gw, itu salah satu kalimat yang bagus, dan bener-bener harus gw denger, juga gw pahami.
Sebagian dari kita, sebelumnya pasti pernah berpikir atau bilang kayak gini:
"Ngapain juga gw mikirin lo? Siapa lo? Lo gak penitng buat gue.." atau,
"Ngapain gw baik atau peduli sama lo? Gw gak kenal lo, dan lo gak penting.."
Pokonya masih banyak kalimat-kalimat aneh yang lainnya..

Kita semua harus tau, GAK ADA ORANG YANG GAK PENTING, KARENA SEMUA ORANG ITU PENTING.
Kita gak boleh beranggapan oranglain itu gak penting, walaupun oranglain itu belum/gak kita kenal.
Kalo kita bener-bener beranggapan oranglain itu gak penting, kepekaan kita untuk peduli sama oranglain,
otomatis berkurang. Apa itu yang namanya "manusia sebagai makhluk sosial"?
Kita gak boleh memandang oranglain rendah. Inget, semua orang itu penting.

Menurut gw, pada dasarnya semua orang itu penting, yang bikin seseorang itu jadi gak penting,
ya oranglain yang beranggapan, juga kasih nilai yang "subjektif" ke orang yang "dicap" gak penting itu..

Kita, atau Oranglain yang Egois?

Kita semua pasti sudah mengetahui dan mendengar kata egois. Ya, egois adalah sifat yang dimiliki setiap orang, yang memiliki banyak pengertian, tergantung pemikiran tiap orang. Pengertian yang banyak dibicarakan orang antara lain, mementingkan diri sendiri, ingin menang sendiri, tidak mau mengerti oranglain, hanya ingin dimengerti, dll. Walaupun egois terkesan negative, tetapi ada sisi positif yang dapat kita pelajari. Seperti kata Lucille S. Harpern, “hal positif tentang orang egois adalah mereka tidak membicarakan oranglain”. Dengan tidak membicarakan oranglain, kita dapat meminimalisir atau tidak menggunjing, mencemooh, mencela, ataupun “menjelek-jelekan” oranglain.

Disaat kita merasa oranglain egois kepada kita, kita harus mengintrospeksi diri kita terlebih dahulu. Apabila kita berkata, “Kamu egois banget! Kamu ko ga ngerti sih, gimana perasaan Aku?” sadar atau tidak, sikap egois justru melekat pada diri kita, karena apabila kita menganalisis kalimat seperti sebelumnya, terlihat jelas bahwa sebenarnya kita yang memiliki sikap egois, karena secara tidak langsung dan tanpa kita sadari, kita hanya ingin dimengerti, tanpa memikirkan perasaan oranglain. Sebelum bertanya demikian, sebaiknya kita pikirkan terlebih dulu, mengapa oranglain seperti itu kepada kita. Pasti ada banyak sebab dan alas an mengapa seperi itu. Bisa jadi karena sikap kita dimasa lalu atau karena kesalahan yang kita perbuat.

Apabila kita terbiasa berpikir seperti itu, terutama memikirkan alasan yang positif, secara tidak langsung kita dapat melatih diri kita untuk selalu berpikir positif dan luas. Sebelum menyalahkan dan menyebut oranglain egois, ada baiknya jika kita bertanya pada diri kita (diri masing-masing), “ Saya atau Dia yang egois?” dengan demikian, kita tidak akan terlalu cepat memutuskan dan mengambil suatu penilaian, karena kita harus berhati-hati dalam memberikan suatu penilaian didalam kondisi atau situasi apapun.

Jika ada masalah sekecil apapun itu, alangkah baiknya jika kita menyelesaikan masalah itu secara baik-baik, agar ada jalan keluar yang baik pula. Kita pun tidak boleh mudah terpengaruh karena suatu hal, apalagi hal tersebut adalah hal yang negative. Di zaman seperti sekarang ini, kita harus pintar memilih mana yang baik dan yang kurang baik untuk diri kita.

KARMA

kenapa ya banyak orang yang berpikir,
karma itu ada buat orang yang bersikap kurang baik?
kenapa disaat tersakiti, banyak orang juga yang bilang,
”awas aja, gua sumpahin lu dapet karma!”
apa yang bilang sumpah itu ga nyadar ya,
kalau tindakan dia jugg kurang baik?
kalau memang dia percaya karma itu ada,
kenapa dia bilang sumpah ke orang lain?
padahal sewaktu-waktu bisa aja dia dsumpahin lagi.
entah sama orang yang dia sumpahin,
atau pun sama oranglain..
sesuatu yang aneh dan ganjil bkn?

kenapa kita ga berpikir positif aja?
kenapa kita mesti sumpahin orang,
kalau sewaktu-waktu kita juga bisa disumpahin oranglain?
ayolahh.. masih mau hal yang seperti itu terjadi?
emang masih zaman yang kaya gitu?
sekarang mah gini aja,
kalau ada orang yang jahat sama kita,
ya biarin aja. tapi bukan b'arti kita cuma diam,
dan bukan b'arti juga kita bilang SUMPAH SERAPAH!
Allah udah punya rencana sendiri,
kita tinggal jalanin aja sambil usaha, bdoa..
bukanny nyumpahin orang.

daripada nyumpahin oranglain biar dapat karma,
kenapa kita ga berdoa buat diri kita?
itu jauh lebih baik kan?
daripada mikirin karma, larut dalam sakit hati..

sakit hati karena cinta, terus sedih sampe berlarut-larut,
ENGGA BANGET deh..
masih banyak hal yang LEBIH PENTING daripada itu.

oia, menurut gw, karma itu kan bisa dibagi jadi dua.
positif (baik) dan negatif (tidak atau kurang baik).
kalau yang positif itu, disaat kita berbuat baik,
Insya Allah cepat atau lambat, atau entah kapan,
kebaikan yang kita lakukan dibalas dengan hal yang baik jg..
gitu juga sebaliknya, kalau kita berbuat tidak atau kurang baik,
ya kalian bisa menyimpulkan sendiri lahh..
pemikiran yang satu sama yang lain kan belum tentu sama..

Sunday 7 November 2010

LELAH....

Hati ini udah capek. Diri gw juga udah males..
Tapi otak belum mau nyerah,
Trims otak, udah jadi satu kesatuan yang baik,
selama tetap ada di posisi yang seharusnya..

Thursday 4 November 2010

VIEW BAGUS :D


Ini pemandangan di Situ Gede, Cifor. Tempatnya ada di Bogor. Ternyata masih ada ya, tempat yang asri :D

Tuesday 2 November 2010

The Other Side Of Me


Di satu sisi gw pengen jadi diri sendiri. Di satu sisi yang lain, gw juga pengen jadi oranglain, yang notabenenya baik juga berhasil dibidangnya masing-masing. Muluk? Engga juga buat gw.. Jadi diri sendiri bukan berarti ga mencontoh hal positif yang dilakuin oranglain kan?

BERANI ATAU CARI MATI??

PICTURE #1



PICTURE #2




PICTURE #3



Gambar diatas diambil disaat pulang kuliah, di Stasiun Pondok Cina tepatnya. Lihat, "aktivitas" yang sering banget kita lihat. Banyak banget orang yang ga peduli sama keselamatan mereka sendiri. Mereka BERANI atau CARI MATI? Apa mereka ga sayang sama nyawa mereka ya? Padahal udah banyak banget korban karena perilaku yang kaya gitu. Tapi uniknya, ko mereka masih mau kaya gitu ya? Apa mereka ga pernah mikir keselamatan mereka sendiri?

Catatan Seorang Perekrut #17 Recruiter yang Insecure dengan Perjalanan Karirnya

Jumat, 14 Juli 2017. Hari yang nggak akan pernah saya lupakan dalam perjalanan karir yang, usianya masih seumur jagung ini. Hari di mana akh...