Nazliah Gusmuharti

Cerita yang mau gue tulis di sini, berawal di 28 Februari 2013, walaupun cerita tentang ini ga dieritain secara rutin dari tanggal tersebut. 28 Februari 2013, pertama kalinya gue ikut acara outbond yang diselenggarakan sama Lab Psikologi, dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun gue jadi asisten lab, akhirnya diadakanlah kegiatan outbond, yang tujuannya adalah untuk saling kenal satu sama lain, dan mengasah kekompakan. Outbond diadakan di kawasan Puncak, Ciawi, Bogor. Jam keberangkatan dijadwalkan jam 7.00, toleransi keterlambatan hingga jam 8.00. Artinya, secara ga langsung, jam berangkat adalah pukul 8.00, lebih dari itu, entah kita terkena macet, atau terlalu siang sampai di lokasi, yang bisa mengakibatkan kegiatan yang sudah direncanakan jadi "molor". Di perjalanan, belum terlihat ada sesuatu yang menarik, cuma macet, di bus liat film Warkop DKI, yang kalau kita nonton, walaupun udah tau jalan ceritanya, kita ga akan bosen liat, juga ketawa. Sampai di lokasi sekitar jam 10.30.

Sesampainya di lokasi, diadain briefing sebentar, setelah itu, kita istirahat, dan pilih kamar masing-masing. Ketika itu, gue 1 kamar sama Bejong, Oki, Fajar, Danu. Ga lama setelah itu, diadakan pembagian kelompok secara acak. Mata kita ditutup pakai sapu tangan, kita berdiri di tempat yang berjarak sekitar 1/2 meter dari peserta lain, setelah itu, kita dibisikan oleh panitia acara 1 bait lirik lagu. Tugas peserta outbond adalah berteriak sekeras mungkin, dengan menyanyikan potongan bait lagu yang telah dibisikkan oleh panitia, dan ketika peserta yang lain mendengar apa yang kita teriakkan, dan ternyata 1 lagu, kita harus segera bergabung membentuk kelompok, berpengangan tangan, dan masih dengan mata tertutup. Oiya, ketika itu, gue dan kelompok gue kebagian lagu "cicak-cicak di dinding".

Itu gambaran gimana riuh dan cerianya kita semua (staff, panitia, juga asisten lab ketika itu). :)

Liat seseorang yang pake jersey Liverpool, dan angkat tangannya? :)) itu gue lagi berteriak dengan keras, biar temen 1 kelompok gue terkumpul dengan segera, karena kita cuma diberi waktu kurang lebih 7-10 menit untuk mengumpulkan teman 1 kelompok. Setelah dirasa terkumpul, kita semua segera buka sapu tangan yang jadi penghalang mata kita. Kelompok gue cuma terdiri dari 4 orang. Kenapa gue bilang "cuma"? Karena kelompok lain ada yang 5-6 orang. Anggota kelompok yang tergabung bareng gue, diantaranya ada Nazliah, Firda, Hanna. Ya, gue cuma cowok seorang diri. Mau ga mau, gue harus "handle"" kelompok ini, dalam arti, yang menyatukan kelompok ini, menggabungkan pemikiran, karena akan ada beberapa games nantinya, bukan berarti gue serta-merta "nge-bos".
Di foto atas, liat kelompok yang berdiri di belakang? Dari kiri ke kanan, itu Hanna, yang di tengah Nazliah, disebelah Nazliah, gue. Oiya, Firda ketinggalan, ya? Sebentar, gue upload lagi foto yang ada Firda.
Cek lagi foto di atas, dan fokus ke kelompok yang berdiri di belakang, paling kiri, itu dia Firda.

Ada kejadian menarik ketika kelompok gue tergabung, dan kita semua (1 kelompok), serempak buka sapu tangan yang menutup mata. Ketika gue kenalan sama satu-per-satu anggota kelompok yang tergabung bareng gue, gue ngerasa biasa aja kenalan sama Firda dan Hanna. Seperti biasa, layaknya orang yang baru kenalan, gue menjulurkan tangan, tanda mau berkenalan, "nama lo siapa? Angkatan berapa?" "Firda, 2009", gue langsung bilang dalem hati, "oh, seangkatan..". Lanjut ke Hanna, "lo?", tanya gue. "Hanna, gue 2008". Spontan dalem hati gue bilang, "waw, 2008, maaf kalau gue ga manggil lo 'kakak', ya.. Bukan berarti gue ga menghormati. Hehe". Yang terakhir, "lo siapa?", tanya gue. "Gue Naz". Pertama kali gue liat Naz (sapaan Nazliah), gue gerogi, asli, gugup. Yang bikin gue males ketika gue gugup adalah, gue suka ga bisa menutupi kegugupan gu. Tentunya ada alasan kenapa gue bisa gugup. Alasan untuk moment ini adalah, dia cantik, dan gue suka. Gue mulai sering melirik.

Outbond dimulai. Game pertama dimulai. Game pertama itu, namanya Indonesia Pintar. Kata panitianya sih begitu, mainnya kaya yang ada di foto di bawah ini:
Yak, yang bersedia jadi perwakilan dari kelompok gue itu, gue sendiri, bareng Naz. Njrit. Gugupnya gue belum ilang dari waktu gue pertama kali liat dia, sekarang, malah dipasangin sama dia, berhadapan.

Gue ga akan cerita tentang satu-per-satu game di outbond itu. Terlalu panjang. Hehe. Yang jelas, di acara ini, pertama kalinya gue ketemu sama Naz. Dia bukan dari lab, yang asistennya kaya gue, jadi tutor buat adik kelas/junior, dia dari lab aptitude (aptitude itu semacem psikotest, dimana psikotest itu dipakai sebagai syarat untuk kelulusan di juruan lain, selain Psikologi, di kampus gue).

Seperti yang gue bilang sebelumnya, gue tertarik sama Naz. Ketika acara outbond selesai, gue geregetan, karena gue belum punya nomernya Naz sama sekali! Iyalah, gue kan tertarik sama dia, suka, dan jelas, ada keinginan lebih deket, dan akhirnya pacaran. Hehe. Sebelum kita naik bus (entah dia sadar atau ngga), sebenernya gue mondar-mandir di sekitar dia, di deket dia. Kenapa? 1. Gue gerogi, 2. Gue kebingungan cari bahan obrolan, 3. Mikirin gimana caranya gue dapetin nomer dia. Akhirnya, dengan segala keberanian yang udah terkumpul, ketika pakai sepatu, gue beraniin buat ngobrol sama dia. "Skripsi lo udah beres?" Naz jawab, "haaah, ga usah ngobrolin soal skripsi..", jawab dia dengan nada mengeluh. "emang DP (Dosen Pembimbing) lo siapa?", lanjut gue. "Miss Trida", jawab Naz. Kemudian obrolan terputus. Usaha gue ga berenti disitu. Ketika jalan menuju bus, Naz ada di belakang gue. Gue jalan perlahan. Udah jelas, kan, apa tujuan gue? Nungguin dia pastinya. Eh, ga taunya, dia bareng sama yang lain. "hhhh..", keluh gue ketika itu. Selama di bus, gue cari tempat di mana dia duduk. Gue mau curi-curi pandang gitu. Dan akhirnya tetep susah, karena dia duduk di kursi agak belakang. Akhirnya, usaha gue dipause dulu sampe di situ.

Setelahnya, gue masih kepikiran tentang Naz. Gue bingung, gimana caranya gue dapetin nomernya dia, atau paling ngga, tau sosial media yang dia pake, biar bisa gue add atau follow, biar bisa komunikasi lebih lanjut. Sampai akhirnya, beberapa hari setelah outbond, ada senior yang kirim foto sewaktu outbond. Ada Naz juga! :)) dia di-mention, gue cek avatarnya, dan yak! Betul itu akun twitter dia. Gue seneng banget. Akhirnya dapet juga! :D tanpa ragu, akhirnya gue follow dia, gak lama, dia followback gue. Permasalahan selanjutnya adalah, gimana dapetin obrolan awal sama dia??! Pernah sekali, gue retweet salah satu tweet  dia. Tapi, belum berhasil, karena garing, menurut gue. Dia emang bales retweet-nya gue, tapi, karena gue rasa itu "garing", gue jadi males lanjutin. Sampe akhirnya dia nge-tweet tentang hal yang bete gitu, dan akhirnya gue retweet, "udah nyanyi cicak-cicak di dinding, belum?". Dari situ obrolan berlanjut, kta jadi sering bales mention, dan gue akui, itu "sampah" banget buat orang lain, khusunya followers gue. :'D karena takut menggangu followers gue, akhirnya kita saling bales obrolan di DM (Direct Message). Di satu percakapan, gue iseng bilang, gue pengen liat dia pake rok, terus dia nanya, kalau dia pake rok, gue mau kasih apa. Gue tanya balik, dia maunya apa, ternyata dia mau cokelat. Oke, gue sanggupin apa maunya dia. Untuk memperlancar obrolan, gue bilang sama dia,"yaudah, biar hubunginnya gampang, nanti sms gue aja, ini nomer gue .... ... ....". Ajaib, kan? Malah gue yang kasih tau nomer gue. Anggap aja itu cara lain dari minta nomer hapenya dia. Hehe. Dari situ, kedekatan kita berlanjut, cokelatpun berhasil dikasih ke dia, dan gue berkesempatan liat dia pake rok buat pertama kali.

Lucunya, kedekatan gue sama Naz di twitter, ternyata "dipantau" sama senior, temen-temen, juga beberapa dosen, sampai akhirnya, ramelah perbincangan "Seto deket sama Naz", "Seto sama Naz jadian, cinlok". Aduh -__- dan itu tanpa sepengetahuan gue sama Naz, sampe akhirnya Bu Trida (DP-nya Naz, dan salah satu petinggi di lab), nge-cengin kita berdua. -__-" dan menurut Bu Ursa (salah satu penganggung jawab di lan, tepatnya lab lanjut), kedekatan gue sama Naz udah keliatan dari waktu outbond. Dari bahasa tubuh gue yang seringkali deketin Naz di tiap kesempatan sewaktu outbond. Oh, men..

Singkat kata, akhirnya gue sama Naz pacaran. :) *apanya yang singkat kata, cerita lo udah panjang bet, tong! Etdah, yak.."

Sampai saat ini, gue sama Naz sama-sama percaya, ketemunya kita itu bukan kebetulan. Semesta memepertemukan kita. Dan ketika gue kebingungan, gimana caranya dapetin kontak dia, twitter, juga beberapa pihak membantu gue (dalam hal ini, senior yang mention gue, sekaligus Naz. Bukan kebetulan. Ada sesuatu, kenapa kita dipertemukan secara unik. Kita sama-sama coba jalanin dan "menunggu" (bukan berarti diam), apa yang akan terjadi di kemudian hari, kelanjutan dari tanggal 28 Februari 2013.

Semoga tulisan ini diliat di tanggal 14 Agustus, tanggal lahirnya Naz. Atau paling ngga di tanggal 7 Agustus, itu "hari jadi" gue sama Naz. Hehe. Jadi, Selamat ulang tanggal lahir, sayang. :*

No comments:

Post a Comment

Catatan Seorang Perekrut #17 Recruiter yang Insecure dengan Perjalanan Karirnya

Jumat, 14 Juli 2017. Hari yang nggak akan pernah saya lupakan dalam perjalanan karir yang, usianya masih seumur jagung ini. Hari di mana akh...