Monday 11 March 2019

Catatan Seorang Perekrut - Let's Do This. #7

Akhirnya, dengan seizin Allah, gue kembali bekerja sebelum gue bertambah usia, artinya dengan diterimanya gue di suatu perusahaan, itu bisa menjadi salah satu kado terindah, terbaik selama hidup gue. Kado indah sebelumnya, gue diberi amanat satu orang sahabat kecil melalui perantara Nazliah, Tobio. Intermezzo sedikit, Nazliah positif hamil setelah kurang lebih tiga bulan kami menikah. Setelah menikah dan mendekati tanggal ulang tahun gue, dia nanya, "kamu mau kado apa dari aku?", gue jawab, "aku ga mau apa-apa, semoga aja di hari ulang tahun aku, kamu udah positif hamil, ya". Nazliah sempet agak sewot dengan menimpali, "kok gitu? Positif hamil atau engganya kan tergantung pemberian Allah, terus kalau aku belum hamil, kamu kecewa, gitu?". Waduh, kayaknya gue salah dalam menyampaikan. Haha. Gue jelasin lagi, itu harapan gue, kok, kalau belum kesampaian, ya usaha terus. Yuk, matiin lampu kamar, kita berproses. Di awal Juli 2017, Nazliah mulai mual dan ngerasa aneh sama badannya, gue ga ngerti aneh di sini gambarannya gimana. Kami beli alat pendeteksi kehamilan, dan syukur, ternyata harapan, kepengennya gue terkabul sebelum gue ulang tahun, ketika itu. Flashback lagi sedikit, di tahun 2013, klub sepak bola idola gue, Liverpool FC, datang ke Indonesia dalam sebuah tour. Mereka bertanding dengan Garuda Selection ketika itu, ada yang masih ingat mereka bertanding di tanggal berapa? Yak, betul, 20 Juli. Tepat di tanggal ulang tahun gue. Pastinya, gue nonton mereka di SUGBK (Stadion Utama Gelora Bung Karno) di 2013 lalu. Itu intermezzo yg cukup banyak, ya.

Gue efektif bekerja kembali di 14 Juli 2017, tepatnya hari Jumat. Akhirnya, gue merasakan pagi hari ada di stasiun dan naik kereta untuk bekerja, berdempetan dengan penumpang lain sambil nahan ngantuk. Belum lagi dipaksa menghirup aroma bau mulut orang lain yang biasanya udah gosok gigi, tapi belum ada makanan yang masuk ke mulut. Nah, biasanya bau, tuh! Bau ketek sih belum ada, harusnya. Masih pagi, aman, dong. Liat orang yang kebagian duduk lalu tidur dengan mulut menganga sambil menghadap ke atas? Udah biasa. Rasanya selalu gue pengen bantu tutup mulutnya, tapi takut digigit. Atau pengen banget gue masukin biji jeruk, siapa tau seturunnya dia dari kereta, dimulutnya langsung tersedia kebon jeruk. Soalnya turun di Jakarta Barat. Receh banget, guys. Dulu sewaktu kuliah gue naik kereta juga, sih, tapi kan itu bukan kerja. Hehe. Kembali ke cerita, naik kereta 6.20, kurang lebih nyampe di jam 08.30. Gue tanda tangan kontrak terlebih dahulu sebelum mengikuti training sekitar jam 09.00. Ga perlu banyak mikir dan nanya ketika baca klausal, intinya cocok, langsung gue teken kontraknya. Training dilakukan satu hari full, pengenalan soal perusahaan, pre-test juga post-test pastinya ada. Beres training sekitar jam 17.30. Menyenangkan, antara deg-degan sama excited, ga sabar pengen memulai sesuatu yang baru juga sudah diidam-idamkan cukup lama.

Selepas training, gue langsung diantar menuju ruangan kerja yang akan gue tempati nantinya. Gue langsung disambut supervisor dan dua senior gue. Masih canggung rasanya, tiba-tiba kepikiran dan berprasangka, "gue bakal diterima dengan baik ga, ya? Kalau mereka udah nyaman sama staff yang lama -yang sudah resign-, kinerja gue pasti akan dibanding-bandingkan. Semoga gue bisa bekerja dengan baik dan sesuai harapan, bahkan melebihi harapan", dumel gue dalam pikiran saat itu. Ada perkenalan singkat waktu itu, lalu supervisor gue langsung bilang, "besok bisa masuk, ya? Soalnya kita lagi ada target, urgent, kebutuhan 50 orang untuk posisi telemarketing. Bisa, ya?" Sebagai anak baru, tentu gue ga bisa nolak, dong. Cuma gue juga pekerja biasa yang masih ada rasa malasnya, gue sempet mikir, "aduh, padahal besok pengen istirahat dulu, ngabisin waktu bareng Nazliah sebelum betul-betul kembali bekerja". Agak ragu gue akhirnya jawab, "iya, Pak, besok saya datang".

Akhirnya, sekitar jam 17.30 gue pulang, pulang dengan rasa senang, excited, sekaligus malas. Ya, gue pikir sabtu bisa leha-leha dulu, ga taunya harus langsung kerja. Haha. Sesampainya di rumah, gue cerita ke Nazliah besok harus masuk karena lagi ada kebutuhan banyak. Dia ga mempermasalahkan, ya mau gimana, gue kan anak baru juga, masa mau langsung ngebangkang, nunggu beberapa bulan dulu, lah, baru ngebangkang. Hehe. Gak, deng.

Kebesokannya, gue berangkat abis subuh, biar ga kesiangan. Agak berat gue berangkatnya, karena belum terbiasa ninggalin istri dan anak buat kerja, sebelumnya gue kan selalu bareng mereka selama dua minggu nganggur. Hehe. Cuma ya mau gimana lagi, ini kebiasaan yang akan gue jalani kembali dalam waktu yang sangat panjang. Pencari nafkah untuk keluarga, penerus rezeki yang sudah disediakan Allah. I don't know what it is, but I love it! -LFC Fans.

So, let's do this.

No comments:

Post a Comment

Catatan Seorang Perekrut #17 Recruiter yang Insecure dengan Perjalanan Karirnya

Jumat, 14 Juli 2017. Hari yang nggak akan pernah saya lupakan dalam perjalanan karir yang, usianya masih seumur jagung ini. Hari di mana akh...