Monday 22 April 2019

Catatan Seorang Perekrut - Kepeleset Lidah. #13

Di bagian sebelumnya, gue sedikit bercerita tentang kandidat Reporting Analyst, Inuar Zahrawati. Perkenalannya bisa cek di link ini Ekspresi dan Respon Kandidat. Gue akan melanjutkan cerita tentang Inuar sekaligus kelanjutan ekspresi dan respon para kandidat, khususnya ketika kandidat ini slip tongue, kepeleset lidah, atau bahasa seharinya-harinya salah ngomong. Entah sadar atau engga.

Tanpa menyepelekan atau menganggap mudah pekerjaan sendiri, sampai dengan saat ini, masih ada beberapa posisi yang buat gue pribadi susah banget buat dapetin kandidatnya, khususnya dari kemampuan yang memang sesuai dengan kualifikasi. Bisa dikatakan memang ga semua orang punya kemampuan ini, hanya orang terpilih. Salah satunya posisi Reporting Analyst. Gimana engga, posisi ini harus punya daya analisa di atas rata-rata, ditambah skill dalam Ms. Office, Ms. Excel khususnya.

Dalam mencari kandidat, gue biasa cari melalui portal pencari kerja, job fair, atau mengandalkan informasi dari teman. Setelah gue cek, awalnya memang terlihat banyak yang memenuhi kualifikasi, khususnya dari kemampuan Ms. Excel, paling engga itu dulu yang gue lihat. Setelah gue undang wawancara, banyak dari kandidat mengaku "BISA" sewaktu ditanya kemampuan excel-nya. Ya, bilang bisa aja dulu, pas diminta coba kerjain beberapa soal excel, ga bisa sama sekali. Deadline makin dekat.

For your information, bagian rekrutmen juga jelas punya deadline atau target, ya. Kerja tanpa target? Rasanya engga ada. Hehe.

Kendalanya bukan cuma di excel, karena ada juga kandidat yang niatnya cuma coba-coba, diterima syukur, engga juga yaudah lah, seengganya udah nyoba. Ada juga yang gerogi saat wawancara, sampai mengalami slip tongue.

Gue mulai bertanya,

"Oh, Mba terbiasa menggunakan microsoft office. Biasanya apa aja yang digunakan?"

"Saya biasa menggunakan mikroskop eksel, Pak." -- ((MIKROSKOP))-- jawab dia.

Gue lanjut bertanya sambil nahan ketawa,

"Oh, rumusan apa aja yang biasa digunakan sewaktu pakai excel, Mba?"

"avenger, sum, min, max.." --(AVENGER)-- jawab dia tetap tidak sadar dengan slip tongue-nya, sedangkan gue langsung menunduk nahan tawa.

Mencoba profesional, gue tetap lanjut bertanya,

"selain itu, apa yang bisa ditawarkan untuk perusahaan mengenai kemampuan Mba?"

"Saya punya kemampuan kontraksi yang baik, Pak, karena saya biasa kontraksi dengan orang lain."
((KONTRAKSI)), guys! KONTRAKSI.

PECAH PARAH, PECAH! INI KALAU GUE IKUT DI BENTENG TAKESHI, UDAH DITERIAKIN SAMA YANG NONTON,

"AH, PAYAH, PAYAH! BEGITU SAJA TIDAK BISA!" Karena gue susah nahan tawa.

*******

Sampai akhirnya di portal pencari kerja, gue nemuin satu kandidat, punya pengalaman sesuai dengan posisi yang dibutuhkan. Sempat hopeless, karena dia masih aktif kerja, kurang lebih sudah dua tahun bekerja di tempat kerjanya. Sebagaimana diketahui, kalau masih aktif kerja, biasanya perlu notice satu bulan untuk pengajuan resign kalau memang cocok alias diterima.

Inuar Zahrawati, namanya. Akun instagramnya @inuarzahra (boleh dicek, khususnya untuk kalian para individu dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Gue udah minta izin sama Inuar buat share akun instagramnya juga di blog. Hehe).

Pertama kali ketemu, kesan pertama yang didapat itu anaknya sopan, murah senyum, walaupun sewaktu wawancara kurang antusias keliatannya, cuma ya udah keliatan dia ini pinter dari cara menjawab pertanyaan. Ditanya soal deskripsi kerja, memang cocok banget, sesuai kebutuhan. Akhirnya Inuar tes excel dan hasilnya memang bagus banget, sih, diantara kandidat yang lain.

Proses lanjutannya tentu ada psikotes dan wawancara dengan User, dalam hal ini calon managernya Inuar. Singkat cerita, selesai wawancara, gue coba komunikasi dengan User tentang prosesnya Inuar. Beliau menyampaikan,

"Mas Seto, please keep Inuar for us. She is smart, I like her."

Lalu gue jawab,

"but, is it ok if Inuar join next month? Cause she should notice one month."

"It's ok, Mas Seto. We will waiting for her."

Duh, mohon maaf kalau bahasa inggris gue di bawah rata-rata. Kurang lebih seperti itu. Bisanya begitu. Iya, User berbicara dengan bahasa inggris, karena memang itu bahasa sehari-harinya dan beliau bukan orang Indonesia.

Sampai di sini udah kebayang gimana spesialnya Inuar?

Lalu, karena kemampuan Inuar ini di atas rata-rata, jadilah dia training sebagai WFM (Work Force Management).

Sampai pada akhirnya, Inuar join.

No comments:

Post a Comment

Catatan Seorang Perekrut #17 Recruiter yang Insecure dengan Perjalanan Karirnya

Jumat, 14 Juli 2017. Hari yang nggak akan pernah saya lupakan dalam perjalanan karir yang, usianya masih seumur jagung ini. Hari di mana akh...