Sunday 2 June 2013

Dari Cemburuan, Sampai Belajar Mengontrol

Ga ada yang salah sama judulnya. Gue ga malu untuk mengakui, gue itu termasuk orang yang gampang cemburu. Seringkali karena masalah yang sepele sekalipun. Gue sempet mikir, "ada apa sama gue, kok gue cemburuan, malah terkesan posesif. Itu ga bagus.". Gue tau, di Psikologi, kita bisa menganalisa itu lewat psikoanalisa, dimana masa lalu itu bisa jadi salah satu penyebab perilaku kita di masa sekarang. Kesampingkan soal itu, karena gue sedang berusaha mengurangi cemburuannya gue. Gimana cara mengurangi, atau paling ngga, dikontrol.

Gue sadar, gampang cemburu itu ga baik, ga asik. Memang, sesuatu yang berlebihan itu biasanya ga baik. Ketika cemburu, gue mikir beberapa kali, "apa yang gue cemburuin? Kenapa gue harus cemburu?" dan banyak pertanyaan lain yang muncul di kepala gue, tujuannya, biar gue bisa meredam cemburunya gue itu. Ga sepenuhnya berhasil. Kadang berhasil, kadang juga gagal. Ini proses. Gue ga mau kalah sama proses ini.
Ketika gue cemburu karena hal sepele, yang kena pasti pacar gue. Tiba-tiba gue ngediemin, jutek, dan semacemnya. Ga masuk akal. "kalau cemburu liat-liat orang, dong", itu salah satu kalimat yang mantan pacar gue pernah bilang. Walaupun gue cemburuan, gue juga mikir, lah. Kalau keluarga sendiri, keluarga pacar gue sendiri, ya ga dicemburuin juga. Yang gue maksud disini adalah orang lain, bener-bener orang lain.

Gue akui gue pencemburu, sampe akhirnya gue pacaran sama si Nazliah Gusmuharti. Gue ga tau, ketika gue ngetik artikel ini, dan dia baca tulisan ini, dia percaya atau ngga gue itu cemburuan atau ngga, mungkin dia pikir gue lagi becanda, kaya biasanya. Hehe. Selama gue deket dan pacaran sama dia, gue bukannya ga ada rasa cemburu. Ada, dan pernah. Sedikit, ga berlebih, dan ilang gitu aja. Gue bisa becanda kaya biasanya, walaupun gue lagi dalam keadaan sedikit cemburu. Ajaibnya, ada semacem sesuatu yang mengharuskan gue mengontrol rasa cemburu itu. Bukan berarti dipendem. Ini baik, jauh lebih baik dari gue yang sebelumnya, walaupun kontrol yang sekarang belum sempurna. Gue yakin, sedang dalam proses menuju ke sana.

Gue masih yakin ini bukan kebetulan. Bukan kebetulan ketika gue ketemu Naz, beberapa hal di hidup gue, kehidupan gue, jadi lebih baik. Ketika elo baca ini, semoga elo bisa mencerna apa yang gue maksud dan apa yang pengen gue sampaikan di tulisan ini. Khususnya elo ya, Nazliah! :) gue harus yakin, bisa kontrol rasa cemburunya gue. Buat gue, juga buat elo. Dari cemburuan, sampai belajar mengkontrol. 

Diwaktu ngetik ini, ga ada rasa kesel atau marah, kok. Cuma ngerasa aneh dan seneng aja, karena akhirnya gue bisa kontrol hal itu. Yang jelas, gue ga malu untuk mengakui, kalau gue sempet jadi orang yang cemburuan. Bukan berarti cemburunya gue ilang sama sekali, karena "cemburu itu bagian dari sayang", katanya. Kalau udah baca tulisan ini, ga perlu ketawa, ya, Nazliah. -____-

No comments:

Post a Comment

Catatan Seorang Perekrut #17 Recruiter yang Insecure dengan Perjalanan Karirnya

Jumat, 14 Juli 2017. Hari yang nggak akan pernah saya lupakan dalam perjalanan karir yang, usianya masih seumur jagung ini. Hari di mana akh...