Monday 24 June 2013

Menetukan Pilihan, Pilihan Menentukan

Pasti lo pernah dihadapkan sama beberapa pilihan, banyak pilihan, yang mengharuskan lo untuk memilih 1 dari beberapa atau banyak pilihan tersebut. Menurut gue, pilihan yang muncul, atau paling ngga, yang terpikirkan sama kita, bisa jadi kemungkinan. Kemungkinan itu kita yang menentukan, jadi lebih baik, atau malah salah pilih, yang nantinya bikin kita harus memilih lagi kemungkinan lain. Sadar atau ngga, apa yang kita pilih, jadi sesuatu yang penting.

"apa yang lo pilih (/keputusan lo) akan memengaruhi apa yang lo jalani sekarang"
Menurut gue, penggalan itu emang betul adanya. Banyak contoh sederhananya, yang biasa terjadi di kehidupan sehari-hari, misalnya lo adalah seorang pengendara bermotor, lo tau kalau lewat jalan A, akan macet, lo memutuskan lewat jalan B walaupun agak jauh, tapi, jalanan lancar. Lo akan pilih yang mana? Kalau gue, pasti pilih jalan B, karena gak macet, dan mood gue ga akan rusak (karena marah-marah), ketika ketemu sama kemacetan.

Keputusan yang salah, mengarahkan kita ke suatu hal yang lebih baik. Gue percaya sama hal itu. Kita pake contoh yang tadi, ketika lo pilih jalan A, ternyata macet dan lo bete, nantinya lo akan antisipasi buat pilih jalan lain, yang jalanannya lancar. Sederhana, kan? Keputusan pilih jalan A itu kita anggap salah, karena pertama macet, kedua bikin mood jelek. Kita belajar dari situ, dan kita ga pilih jalan itu lagi. Walaupun ga selamanya jalan A macet. Apa yang kita pilih sebelumnya, tentu memengaruhi pemikiran kita saat ini, dan ga perlu takut kalau ternyata pilihan lo belum tepat, karena pilihan yang belum tepat itu justru mengarahkan lo ke pilihan yang lebih baik, menurut gue, itu bisa jadi salah satu proses pendewasaan diri.
"so what, if you make a mistake? It just one time, isn't it? This is your life"
Itu salah satu penggalan lirik lagu (One Ok Rock) yang gue suka, ngingetin gue biar ga takut bikin kesalahan. Bukan berarti gue dengan sengaja bikin kesalahan tentunya.

Ketika menentukan pilihan, pilihan akan balik menentukan kita. Itu artinya, apa yang kita pilih, dampaknya tentu akan kita rasain juga. Entah itu dampak positif atau negatif. Positif dalam arti menyenangkan, bikin kita nyaman, dan semacamnya. Sedangkan negatif, tentu kebalikannya. Sekedar share, gue pernah pacaran sama seseorang yang makin lama gue tau, candaan gue itu kurang pas sama dia. Entah ini salah gue atau bukan, yang jelas, gue ngerasa ga jadi diri sendiri ketika itu. Mungkin dia juga ngerasain hal yang sama, karena ada beberapa candaan dia yang ga pas sama gue. Kita juga ga tau, mungkin karena selera bercanda kita yang beda. Gue "pegel" ketika itu, karena gue susah untuk ketawa lepas, becanda kaya biasanya, kaya gue becanda sama temen. Serba salah. Pernah, ketika dia lagi ngambek, gue coba ngehibur, berharap gue bisa bikin dia ketawa tentunya, eh, setelah itu dia malah bilang, "aku lagi ga nyuruh kamu buat stand up comedy, ya!". Oh, shit. "Jleb" banget ketika itu. Gue ga akan lupa sama kalimat itu. :) Setelahnya kita putus, ada gap beberapa bulan, dia pengen kita balikan, tapi, akhirnya ga jadi-jadi juga, sampe akhirnya gue pegel sendiri, gue ga bisa kaya gitu, gue ga bisa ngejalanin hal yang kaya gitu, itu bukan gue. Walaupun pada masanya, di waktu itu, kita sempet seneng bareng, dan ada beberapa kesamaan diantara gue sama dia. Akhirnya gue memutuskan buat ninggalin dia, karena beberapa alasan tentunya. Mungkin gue lelah. Hehe.. Setelah itu, apa yang gue dapet? Hal yang lebih baik! Seseorang yang lebih baik. Dan gue ngerasa jauh lebih baik. Gue ngerasa cukup. Gue ngerasa bisa jadi diri sendiri. Gue bisa bercanda sepuasnya, dan dia ga mempermasalahkan itu, malah, kita ketawa bareng, bercanda bareng :) selain itu, sosok yang lebih baik itu, bukan sosok yang keras kepala. Dia bisa dan mau beradaptasi sama sikap gue. Dia tau gue keras kepala, makanya dia menyesuaikan dengan ga ikutan keras kepala. Dia pernah bilang, "aku mau coba belajar ngadepin kamu, bukan ngelarang kamu". Gue tau dia bukan cuma "ngomong doang", gue bisa ngerasain hal itu lebih dulu, sebelum dia ngomong hal itu. Gue punya motto hidup, sekaligus keyakinan, "hidup gue, kehidupan gue, harus lebih baik dari hari ke hari, dari waktu ke waktu", mungkin motto hidup gue juga punya peran untuk apa yang gue jalani sekarang. Lebih baik. Ga usah takut berharap, ga usah takut menentukan pilihan. Ketika gue menentukan pilihan, pilihan ikut menentukan gue.

Note: tulisan ini bukan bermaksud untuk membandingkan apalagi menjelek-jelekan seseorang. Gue cuma mau berbagi pengalaman. Tapi, kalau kalian yang baca ini berpikir yang kurang baik, itu diluar kuasa gue. Bukan kuasa gue untuk maksa kalian biar sepemikiran sama gue. Yang jelas, gue udah jelasin maksud gue ketika menulis ini. Trims! :)

No comments:

Post a Comment

Catatan Seorang Perekrut #17 Recruiter yang Insecure dengan Perjalanan Karirnya

Jumat, 14 Juli 2017. Hari yang nggak akan pernah saya lupakan dalam perjalanan karir yang, usianya masih seumur jagung ini. Hari di mana akh...