Sunday 3 December 2017

Kepala Positif

Salah satu dosen gue selama kuliah pernah bercerita tentang pentingnya berpikir positif, termasuk juga berbicara hal positif, agar yang didapat/hasilnya berbanding lurus dengan apa yang diucap/pikirkan. Pak Hendro Prabowo namanya, salah satu dosen yang menceritakan tentang Psikologi Positif di kampus.

Maksud dari berpikir/bicara hal positif ga mesti yang berat, kok. Di keseharian misalnya, ketika mau berangkat ke kantor, daripada berpikir (juga membayangkan), "duh, mudah-mudahan jalanan ga macet", lebih baik ganti kalimat dalam pemikiran kita dengan, "duh, mudah-mudahan jalanan lancar dan bisa tiba di kantor lebih awal". Sederhana, tapi, lebih positif juga bermakna. Ketika terpikirkan kata "ga macet", fokusnya justru ada pada kata "macet", dari situlah kita mendapatkan apa yang kita bayangkan.

Contoh lain, khususnya buat fresh graduate atau yang sedang mencari pekerjaan (tanpa maksud menggurui, maaf sebelumnya), yakinlah bahwa mendapat pekerjaan itu pasti. Susah, tapi, pasti dapat. Buang jauh-jauh pemikiran, "zaman sekarang cari kerjaan itu susah". Yang bikin susah, kita sendiri, toh? Kita yang yakin mendapatkan suatu pekerjaan itu sulit, sampai akhirnya semesta mendukung. Fokusnya menjadi "susah dapat kerjaan", padahal yang kita harap itu segera bekerja. Coba diubah jadi, "gue akan segera bekerja minggu/bulan/beberapa bulan ke depan" (tergantung kalian).

Tulisan ini dibuat tanpa maksud menggurui, tapi, kalau mau coba diterapkan di kehidupan sehari-hari, mungkin hasilnya akan lebih baik. Deddy Corbuzier, pun, selalu bilang, kan, "hati-hati dengan pikiran Anda", karena (bisa jadi atau memang betul) apa yang kita dapat, berawal dari "isi kepala" kita.

"Optimis itu, susah, tapi, pasti bisa" -Pandji Pragiwaksono.

No comments:

Post a Comment

Catatan Seorang Perekrut #17 Recruiter yang Insecure dengan Perjalanan Karirnya

Jumat, 14 Juli 2017. Hari yang nggak akan pernah saya lupakan dalam perjalanan karir yang, usianya masih seumur jagung ini. Hari di mana akh...